Sabtu, 14 Maret 2009

Cantik,Izinkan Aku Menunduk

by sagy mudah-mudahan al hafidzh


Demi Allah,
Aku tak tahu apa harus kukecam hawa nafsuku,
Atas cinta
Atau mataku yang menggoda, atau hati ini
Jika kukecam hati ia berkata: Gara-gara mata yang memandang!
Dan jika kuhardik mata, ia berdalih: Ini kesalahan hati!
Mata dan hati telah dialiri darah,
maka wahai Rabbi, jadilah penolongku atas mata dan hati ini.


Syaitan, kata Ibnu Abbas, menempati tiga lokasi dalam diri seorang laki-laki: pandangan, hati dan ingatan. Sementara kedudukan syaitah dalam diri seorang wanita menurut Faqih-nya para sahabat ini ada pada lirikan mata, hati, dan kelemahannya. Luar biasa betapa betapa semua titik lemah manusia telah diketahui syaithan.

Sungguh benar kemudian jika ustadz Rahmat 'Abdullah mengatakan bahwa titik lemah ujian datang. Demi Allah, ada banyak laki-laki jujur yang akan mengakui bahwa titik lemahnya ada pada kecantikan wajah. Sejujurnya para isteri bangsawan Mesir di masa Yusuf 'Alaihisalam yang mengiris-iris jemarinya menyaksikan ketampanan membius.
Cukuplahungkapan keterpanaan mereka mewakili perasaan lelaki, “... Haasyallaah, ini bukan manusia, ini malaikat yang mulia..” (Yusuf 31)

Di tengah kejujuran itu, biarlah kita merindu sosok-sosok yang pandangannya selalu tunduk, menyerusuk ke dalam bumi. Walau ia menyimpan kekaguman pada Maha Karya Allah, tetapi kemampuan membedakan mana yang halal dan mana yang haram baginya telah mengajarkan kalimat, “Cantik, ijinkan aku menunduk!”

Mari kita dengarkan bagaimana Ummu Salamah berkisah dengan santunnya 'Utsman bin Thalhah dalam perjalanan mereka ke Madinah. Sungguh, hanya Allah yang mengawasi mereka sepanjang 400 kilometer itu. Ya. Padahal Ummu Salamah adalah salah satu wanita tercantik di Makkah dan 'Utsman pun tergolong tampan.

Agaknya, ketundukkan pandangan 'Utsman bin Thalhah, kemudian akhlaknya dan kesuciannya inilah membuat Rasulullah mencegah Umar membunuhnya saat dia masih musyrik dan menjadi tawanan Badar. Bahkan kemudian beliau menetapkan hak pemegang kunci ka'bah padanya dan keturunannya saat penaklukan Makkah. Inilah yang beliau SAW lakukan, meski Ali sang menantu mulia mnginginkan dan meminta kedudukan itu untuk disatukan dengan hak pemberian minum jamaah haji yang ada pada keturunan Abdul Muthalib.

Ibnu ishaq meriwayatkan fragmen ini, dalam penggal kisah hijrah Ummu salamah. Dan inilah yang dituturkan Ummu salamah:

...Utsman bin thalhah bertanya padaku, “Hendak pergi kemana wahai putri Abu Umayyah?”

“Aku hendak menemui suamiku di Madinah.”
“Tidak adakah seseorang yang menyertaimu?”
“Tak seorangpun kecuali Allah da anakku ini...”
“demi Allah, tidak selayaknya engkau dibiarkan seperti ini”, Katanya. Lalu dia menuntun tali kendali unta dan membawaku berjalan dengan cepat. Demi Allah, aku tidak pernah bepergian dengan seorang laki-laki dari kalangan Arab yang lebih santun dari dirinya.

Jika tiba disuatu tempat persinggahan, dia menderumkan unta, kemudian dia menjauh dan membelakangiku agar aku turun. Apabila aku sudah turun, dia menuntun untaku dan mengikatnya di sebuah pohon. Kemudian ia menyingkir dan mencari sebuah pohon lain, berteduh di bawahnya sambil tidur terlentang. Jika sudah dekat waktunya untuk melanjutkan perjalanan, dia mendekat ke arah untaku dan menuntunnya. Sambil agak nebjauh lagi dan membelakangiku dia berkata, “Naiklah!”

Jika aku sudah naik dan duduk dengan mapan di dalam sekedup, dia mendekat lagi dan menuntun tai kekang unta. Begitulah yang senantiasa ia lakukan hingga ia mengantarku sampai ke Madinah. Setelah melihat perkampungan Bani 'Amr bin “auf di Kuba, dia berkata, “Suamimu ada di kampung itu, maka masuklah ke sana dengan barakah Allah.”
setelah itu, dia membalikkan badan dan kembali ke Makkah.

Luar biasa. Terima kasih padamu wahai Utsman, yang telah mengajarkan pada kami akhlak laki-laki sejati. Inilah spontanitas hati yang mampu membedakan mana yang halal bagi dirinya dan mana yang tidak.

Kalau kisah ini belum cukup, ada riwayat lain tentang salah seoarang Murid Ibnu Mas'ud. Rabi' bin Khaitsam namanya. Duapuluh tahun lamanya Rabi' bolak-balik ke rumah Ibnu Mas'ud. Selama itu pula budak perempuan Ibnu Mas'ud tidak mengenalnya kecuali sebagai orang buta karena ketundukkan pandangannya. Jika Rani' mengetuk pintu, budak itu segera melihatnya dan segera melapor, “Sahabat Anda yang buta itu telah datang.”

“Heh, celaka kamu...”, kata Ibnu Mas'ud sambil tertawa. “Dia itu Rabi'..”

Begitulah, sehingga nari kita dengar oujian Ibnu Mas'ud kepada Rabi', “Wa basysyiril mukhbithiin.. berilah kabar gembira kepada orang yang selalu menjaga kesucian. Demi Allah, seandainya Rasulullah melihatmu, tentu beliau akan membanggakanmu.”.

Demi Allah, Utsman bin Thalhahdan Rabi' bin Khaitsam telah mengajari kita akhlak pria sejati. Akhlak yang membuat syaithan menggigit jari. Akhlak yang mengajari kita untuk berkata, “Cantik, ijinkan aku menunduk...”

“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman, hendaklah mereka menahan sebagian pandangannya dan hendaklah mereka jaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat.” (An-Nur 30)

Maka Hilanglah Hafalannya

“dari Jarir ibn 'Abdillah, ia berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah tentang pandangan yang tiba-tiba. Beliau bersabda: Palingkan segera pandanganmu!” (HR Ahmad, Muslim, Abu Dawud, dan At Tirmidzi)

Apa yang salah dari melihat tak sengaja, kemudian segera dipalingkan. Mungkin tidak ada. Tetapi pengalaman Imam Al Bukhari menjadi pelajaran bahwa sekecil apapun larangan Allah didekati akan ada efek terasa. Diriwayatkan bahwa ketika beliau menghafal hadist-hadist yang sedang diteliti, tanpa sengaja beliau melihat betis seorang wanita. Dan, -catat ini- , serta merta empat puluh hadits yang sedang beliau hafal itu hilang dari memori!

Ah, hafalan kita kan sedikit. Aduhai, itu bukan alasan untuk menipu diri. Poros nilai yang kita bicarakan bukan sedikit banyaknya hafalan, hilang atau tidak karena memandang. Bukan itu. Nilai yang kita bicarakan adalah pandangan dan konsekuensi ketaqwaan yang mengikutinya.

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Ghafir 19)

Esensi ketakwaan kepada Allah telah mengajarkan kepada salah seorang pelayan Rasulullah untuk melarikan diri ketakutan setelah melihat seorang wanita Anshar mandi. Betapa malu ia kepada Allah dan Rasul-Nya, sampai ia tak bisa menunjukkan muka kepada Rasulullah, mengisi malamnya dengan tangis pilu di tengah gurun selama 40 hari. “Aku dapati, seperti semut-semut yang merayap di sekujur kulit dan tulangku..” katanya menggambarkan dosa yang ia rasakan. Demikian Syaikh Muhammad Assaf mengisahkannya kepada kita dalam Berkas-berkas Cahaya Kenabian.

Demikian juga kisah berikut ini menjadi pelajaran, dengarlah...

“akan datang kepada kita..”, kata Utsman bin Affan ketika , “..seorang laki-laki yang di matanya ada bekas zina!”. Setalah ditunggu, datanglah laki-laki itu yang dengan jujur mengakui, ia beru saja berpapasan dengan seorang muslimah yang ia kagumi kecantikanny. (Aduh, kita pasti jadi malu kalau ketemu Utsman!)

“Dia mengetahui pandangan mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati>” (Ghafir 19)

mari belajar dari sisi lain kisah ini. Selain ungkapan “bekas zina” yang kita dengar, ada sisi pribadi Utsman yang menarik. Bagaimana ia tahu ada bekaszina? “Bukan, bukan wahyu...,” kata Utsman, “Hanya firasat seorang mukmin!”

menyelami kehidupan Utsman bin Affan adalah mengarungi lautan pelajaran tentang sikapnya yang menjaga kesucian diri. Kejernihan Bashirah, kebeningan mata hati, dan kepekaan terhadap maksiat yang berkaitan dengan kesucian anggota badan adalah produk dari kesucian diri itu. Bukankah ia, - seperti kata Rasulullah-, manusia yang malaikat pun malu kepadanya?

Anda ingin tahu bagaimana Utsman menjaga aurat diri?Mandinya Utsman tidak dilakukan kecuali dalam rumah yang terkunci rapat, tertutup semua lubangnya, di kamar yang paling terlindung dan terkunci, dalam sebuah bilik rapat kamar itu, dan dipasang selubung kain yang tinggi. Itu pun, Utsman masih tak bisa menegakkan punggung karena rasa malu.

Salam untukmu pemilik dua cahaya, menantu ganda Rasulullah. Tampaknya engkaulah contoh termanis tentang menjaga pandangan dan menjaga diri,sesuatu yang telah engkau rasakan manisnya dalam hati. Dan iblis pun tak bisa merentang busurnya...

“Pandangan adalah anak panah beracun dari anak panah iblis. Siapapun yang menghindarkannya karena takut kepada Allah, Allah akan mengaruniakan keimanan, yang ia temui rasa manisnya di dalam hati,” (HR Al Hakim)
posted by sagi @ 03.11   0 comments
Selasa, 24 Februari 2009
Makna Cinta Sejati
06:52 | Author: Mansur Afandy


Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berkehendak memiliki dirinya dengan mengatakan bahwa kau mencintainya,,,
Tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau siap melepaskannya demi bahagianya,,,
Mencintai seseorang bukan pula ketika dirimu berkehendak mendengarkan kebersediaannya mendampingimu untuk waktu yang engkau sendiri tak tahu akan halnya,,,
Tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan dia untuk tidak berada disampingmu selamanya demi bahagianya,,,
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu, dengan angkuhnya, menjadi penyebab menetesnya air mata dari kedua matanya,,,
Tetapi mencintai seseorang adalah ketika engkau memeluknya erat, melindungi dirinya dari perasaan kecewa dan sakit hati,,,
Mencintai seseorang bukanlah ketika dirimu berada disampingnya ketika kau berjalan meniti hidup,,,
Tetapi mencintai seseorang adalah ketika dirimu merelakan tubuhmu, menjadi pilar yang melindungi dirinya, memastikan bahwa esok dia akan tetap bahagia, seperti terakhir kali kau lihat senyumannya,,,
Mencintai seseorang bukan suatu hal yang mudah dilakukan, maka itu sebelum kau putuskan untuk mencintai seseorang, pastikan bahwa kau cukup tangguh untuk menjadi orang yang rela melepasnya kelak, demi bahagianya,,,
Langkah Sukses Menuju Keluarga Sakinah
03:44 | Author: Mansur Afandy


1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah mencari isteri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita Jangan lah mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orangtua/wali si gadis, tetapi meminta kepada TUHAN melalui orang tua/wali sigadis.


3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan negara, tetapi menikah di hadapan TUHAN

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendoakan anda, karena anda harus berfikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila anda berfikir untuk BERCERAI karena menyia-nyiakan doa mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.!

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tetapi juga semak belukar yg penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan


8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK.
Cintailah isteri atau suami anda 100%


9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK.
Jangan bagi cinta anda kepada (suami) isteri dan anak anda, tetapi cintailah isteri atau suami anda100% dan
cintai anak-anak anda masing-masing 100%.



10.KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK.
Yakinlah bahwa pintu rezeki / berkat akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri

11.KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita

12.KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada isteri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila isteri membutuhkan pertolonganAnda.

13.KETIKA ANDA ADALAH ISTERI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14.KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak ..

15.KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anakpun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16.KETIKA ADA P I L.
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17.KETIKA ADA W I L
Jangan dituruti, cukuplah isteri sebagai pelabuhan hati.

18.KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19.KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K
1 Ketakwaan
2 Kasih sayang
3 Kesetiaan
4 Komunikasi dialogis
5 Keterbukaan
6 Kejujuran
7 Kesabaran
Semoga bermanfaat…buatku n buat kita semuanya yahhh....... .
posted by sagi @ 10.46   1 comments
Jumat, 20 Februari 2009
« on: October 03, 2006, 04:54:41 PM »


Ini informasi dan alamat beberapa Universitas di Saudi Arabia yang membuka diri untuk mahasiswa dari Indonesia, silakan di coba, paling ndak cari infonya lebih lanjut, barangkali memang nasib sampeyan sedang baek, kan syukur alhadulillah, iya tho?

Universitas Raja Saud, Riyadh.
Universitas pertama di Riyadh ini membuka jurusan agama dan umum (sosial politik, pertanian, kedokteran, ekonomi dan lain-lain). Selain program S1, universitas ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memasuki seluruh jurusan. Peminat mendaftarkan diri langsung ke Universitas Raja Saud, dan setelah lulus seleksi, mereka dipanggil ke Riyadh dengan biaya Universitas. Biasanya, mahasiswa belajar dulu di Lembaga Bahasa Arab selama 1 dan 2 tahun sebelum melanjutkan pendidikan ke S1. Beasiswa yang diberikan oleh Universitas Raja Saud adalah SR 850,00 untuk S1 dan SR 890,00 untuk S2 dan S3. Mahasiswa juga
memperoleh tiket untuk berlibur setiap tahun, akomodasi, subsidi makan dan kesehatan. Mahasiswa juga diberi
kesempatan untuk membantu beberapa kegiatan di universitas dengan imbalan.

Alamat:
King Saud University
PO Box 2454 iyadh 11451 Saudi Arabia
Ph. (01) 467 0000, Fax (01) 467 7580
http://www.ksu.edu.sa

Universitas Islam Madinah
Universitas ini setiap tahun mengirimkan timnya ke pesantren-pesantren dari yayasan keagamaan dan melakukan
seleksi langsung di tempat. Mahasiswa yang diterima akan mendapatkan panggilan ke Madinah atas biaya universitas.
Universitas ini membuka kesempatan untuk belajar di program S1, S2 dan S3. Selain beasiswa sebesar SR 850,00 hingga 890,00, mahasiswa memperoleh akomodasi (termasuk yang berkeluarga), subsidi makan dan kesehatan.

Alamat:
Islamic University of Madinah (IUM)
PO Box 170 Madinah, Saudi Arabia
Ph. (04) 847 0131, 847 0008, Fax (04) 824 4560
http://www.iu.edu.sa

Universitas Ummul Qura Makkah
Calon mahasiswa mendaftar langsung ke universitas, dan setelah itu diseleksi. Prosedur pendaftaran dan perolehan beasiswa sama dengan prosedur yang berlaku di Universitas Raja Saud, Riyadh.

Alamat:
Ummul Qura University
PO Box 715 Makkah 21421 Saudi Arabia
Ph. (02) 557 4644, 564 528, Fax (02) 556 4560
http://www.uqu.edu.sa

Universitas Perminyakan dan Pertambangan Raja Fahd, Dhahran
Universitas yang menggunakan bahasa Inggris dalam kegiatan perkuliahan ini merupakan universitas berciri sains dan teknologi bertaraf internasional. Sebanyak lebih 60 % dari dosen yang mengajar di universitas tersebut adalah warga asing, termasuk 3 dari Indonesia. Karena besarnya minat warga Saudi untuk masuk universitas ini, warga asing hanya diberi jatah untuk belajar di program S2 dan S3. Mereka memperoleh beasiswa dan fasilitas yang lebih baik dibanding rekan-rekan mereka di perguruan tinggi lainnya.

Mendaftar ke universitas ini cukup melalui internet atau surat. Calon yang lulus seleksi akan dipanggil dan
mendapatkan penggantian biaya tiket. Mahasiswa di universitas ini tidak mendapat tiket gratis untuk liburan.

Alamat:
King Fahd University of Petroleum and Minerals (KFUPM)
PO Box 306, Dhran 31261 Saudi Arabia
Ph. (03) 860 0000, Fax (03) 824 4560
http://www.kfupm.edu.sa

[maap saya kan bukan mahasiswa, jadi apa bila ada yang punya info lebih jelas tentang hal ini silakan di koreksi, gitu looh]
posted by sagi @ 22.59   2 comments

Siapa Saja Mahram Kita ?

MediaMuslim.Info - Perlu diluruskan tentang istilah mahram, karena masih banyak orang yang menyebut dengan istilah muhrim, padahal yang dimaksud adalah mahram. Dalam bahasa arab, kata muhrim (muhrimun) artinya orang yang berihram dalam ibadah haji sebelum bertahallul. Sedangkan kata mahram (mahramun) artinya orang-orang yang merupakan lawan jenis kita, namun haram (tidak boleh) kita nikahi selamanya. Namun kita boleh bepergian (safar) denganya, boleh berboncengan dengannya, boleh meliihat wajahnya, tangannya, boleh berjabat tangan, dst. Berikut ini akan dijelaskan siapa saja mahram dari kalangan laki-laki, yakni siapa saja wanita yang haram dinikahi. Adapun mahram dari kalangan perempuan adalah kebalikannya, yakni laki-laki yang haram dinikahi.

Mahram bisa dibagi menjadi tiga kelompok. Yang pertama, mahram karena nasab (keturunan). Kedua, mahram karena penyusuan. Ketiga, mahram karena pernikahan.

Kelompok yang pertama (mahram karena keturunan) ada tujuh golongan, yakni :

  1. Ibu, nenek dan seterusnya ke atas, baik jalur laki-laki maupun wanita.

  2. Anak perempuan (putri), cucu perempuan, dan seterusnya, ke bawah baik dari jalur laki-laki-laki maupun perempuan.

  3. Saudara perempuan sekandung, seayah atau seibu.

  4. Saudara perempuan bapak (bibi), saudara perempuan kakek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.

  5. Saudara perempuan ibu (bibi), saudara perempuan nenek (bibi orang tua) dan seterusnya ke atas baik sekandung, seayah atau seibu.

  6. Putri saudara perempuan (keponakan) sekandung, seayah ataui seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah, baik dari jalur laki-laki maupun wanita.

  7. Putri saudara laki-laki (keponakan) sekandung, seayah atau seibu, cucu perempuannya dan seterusnya ke bawah baik dari jalur laki-laki maupun wanita.

Mereka inilah yang dimaksudkan Alloh Tabaaraka Wa Ta’ala dalam surat An Nisa: 23.

Kelompok yang kedua ada tujuh golongan juga, sama persis seperti di atas, namun hubungannya karena sepersusuan (yakni satu ibu susuan, dengan minimal disusui 5x sampai kenyang).

Adapun kelompok yang ketiga, maka jumlahnya 4 golongan, sebagai berikut :

  1. Istri bapak (ibu tiri), istri kakek dan seterusnya ke atas, berdasarkan surat an nisa:22

  2. Istri anak, istri cucu dan seterusnya ke bawah berdasarkan an nisa:23

  3. Ibu mertua, ibunya dan seterusnya ke atas, berdasarkan an nisa:23

  4. Anak perempuan istri dari suami lain (rabibah), cucu perempuan istri baik dari keturunan rabibah maupun dari keturunan rabib (anak lelaki istri dari suami lain), berdasarkan surat an nisa :23

Semoga apa yang dijelaskan secara ringkas diatas tersebut memberikan landasan bagi kita untuk mengamalkan dan menyelesaikan masalah-masalah yang akan berkaitan dengan Mahram ini, seperti masalah pernikahan dan sebagainya.

(Sumber Rujukan: Tafsir Ibnu Katsir surat An Nisa : 22-23, Tafsir As Sa’di surat An Nisa 22-23, Asy Syarhul Mumti’, 5 /168-210)

posted by sagi @ 22.58   0 comments
Kamis, 19 Februari 2009
KEUTAMAAN MENGHAFAL AL-QUR'AN

Banyak hadits Rasulullah SAW yang mendorong untuk menghapal Al Quran, atau membacanya di luar kepala, sehingga hati seorang individu Muslim tidak kosong dari sesuatu bagian dari kitab Allah SWT. Seperti dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas secara marfu`: “Orang yang tidak mempunyai hapalan Al Quran sedikitpun adalah seperti rumah kumuh yang mau runtuh “. [HR. At Tirmizi]

Dan Rasulullah SAW memberikan penghormatan kepada orang-orang yang mempunyai keahlian dalam membaca Al Quran dan menghapalnya, memberitahukan kedudukan mereka, serta mengedepankan mereka dibandingkan orang lain. Dari Abi Hurarirah r.a. ia berkata: Rasulullah SAW mengutus satu utusan yang terdiri dari beberapa orang. Kemudian Rasulullah SAW mengecek kemampuan membaca dan hapalan Al Quran mereka: setiap laki-laki dari mereka ditanyakan sejauh mana hapalan Al Quran-nya. Kemudian seseorang yang paling muda ditanya oleh Rasulullah SAW : “Berapa banyak Al Quran yang telah engkau hapal, hai pulan?” ia menjawab: aku telah hapal surah ini dan surah ini, serta surah Al Baqarah. Rasulullah SAW kembali bertanya: “Apakah engkau hapal surah Al Baqarah?” Ia menjawab: Betul. Rasulullah SAW bersabda: “Pergilah, dan engkau menjadi ketua rombongan itu!”. Salah seorang dari kalangan mereka yang terhormat berkata: Demi Allah, aku tidak mempelajari dan menghapal surah Al Baqarah semata karena aku takut tidak dapat menjalankan isinya. Mendengar komentar itu, Rasulullah SAW bersabda: “Pelajarilah Al Quran dan bacalah, karena perumpamaan orang yang mempelajari Al Quran dan membacanya, adalah seperti tempat bekal perjalanan yang diisi dengan minyak misik, wanginya menyebar ke mana-mana. Sementara orang yang mempelajarinya kemudia ia tidur -dan dalam dirinya terdapat hapalan Al Quran- adalah seperti tempat bekal perjalanan yang disambungkan dengan minyak misik “. [HR. At Tirmizi]

Jika tadi kedudukan pada saat hidup, maka saat mati pun, Rasulullah SAW mendahulukan orang yang menghapal lebih banyak dari yang lainnya dalam kuburnya, seperti terjadi dalam mengurus syuhada perang Uhud. Rasulullah SAW mengutus kepada kabilah-kabilah para penghapal Al Quran dari kalangan sahabat beliau, untuk mengajarkan mereka faridhah Islam dan akhlaknya, karena dengan hapalan mereka itu, mereka lebih mampu menjalankan tugas itu. Di antara sahabat itu adalah: tujuh puluh orang yang syahid dalam kejadian Bi`ru Ma`unah yang terkenal dalam sejarah. Mereka telah dikhianati oleh orang-orang musyrik. Dari Abi Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Penghapal Al Quran akan datang pada hari kiamat, kemudian Al Quran akan berkata: Wahai Tuhanku, bebaskanlah dia, kemudian orang itu dipakaikan mahkota karamah (kehormatan), Al Quran kembali meminta: Wahai Tuhanku tambahkanlah, maka orang itu dipakaikan jubah karamah. Kemudian Al Quran memohon lagi: Wahai Tuhanku, ridhailah dia, maka Allah SWT meridhainya. Dan diperintahkan kepada orang itu: bacalah dan teruslah naiki (derajat-derajat surga), dan Allah SWT menambahkan dari setiap ayat yang dibacanya tambahan ni`mat dan kebaikan “. [HR. At Tirmizi]

Balasan Allah SWT di akhirat tidak hanya bagi para penghapal dan ahli Al Quran saja, namun cahayanya juga menyentuh kedua orang tuanya, dan ia dapat memberikan sebagian cahaya itu kepadanya dengan berkah Al Quran. Dari Buraidah ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Siapa yang membaca Al Quran, mempelajarinya dan mengamalkannya, maka dipakaikan mahkota dari cahaya pada hari Kiamat, cahayanya seperti cahaya matahari, kedua orang tuanya dipakaikan dua jubah (kemuliaan), yang tidak pernah didapatkan didunia, keduanya bertanya: mengapa kami dipakaikan jubah ini: dijawab: “karena kalian berdua memerintahkan anak kalian untuk mempelajari Al Quran” [HR. Al Hakim]. Kedua orang itu mendapatkan kemuliaan Tuhan, karena keduanya berjasa mengarahkan anaknya untuk menghapal dan mempelajari Al Quran semenjak kecil. Dan dalam hadits terdapat dorongan bagi para bapak dan ibu untuk mengarahkan anak-anak mereka untuk menghapal Al Quran semenjak kecil.

Ibnu Mas`ud berkata: “Rumah yang paling kosong dan lengang adalah rumah yang tidak mengandung sedikitpun bagian dari Kitab Allah SWT “ [HR. Al Hakim]. Dan pengertian kata “ashfaruha” adalah: yang paling kosong dari kebaikan dan berkah. Al Munziri meriwayatkan dalam kitab At Targhib wa At Tarhib dengan kata: “ashghar al buyut” dengan ghain bukan fa. Dan maknanya adalah: rumah yang paling hina kedudukannya, dan paling rendah nilainya.

posted by sagi @ 23.52   0 comments
 
 
About Me


Name: sagi
Home: cimahi, jawa barat
About Me: saya hanyalah seorang hamba Allah yang sedang berusaha mencari RidhaNya
See my complete profile

Previous Post
Archives
Links
Template by
Blogger Templates